Kamis, 17 Mei 2012

Film Indonesia = Film Porno?

Film Indonesia = film porno? Kok bisa si?
Gimana nggak? Film-film Indonesia yang sekarang diragukan kualitasnya.
Jalan cerita yang nggak jelas, genre horor mode on, bintang film porno didatangkan jauh-jauh dari luar negeri, paling parahnya selalu ada adegan yang "panas" pasti.
Judulnya aja udah aneh, "Ada Apa Dengan Pocong?", "Tali Pocong Perawan"(emang pocong itu tau perawan nggaknya ya darimana?), "Suster Keramas"(suster keramas aja diurus? :D, ya pokoknya banyaklah film horor esek-esek gt di Indonesia...
Yah,terus yang dijual apanya dong? masa' iya esek-eseknya itu sih? harusnya dengan kekayaan alam Indonesia yang melimpah ini bisa dijadiin ide buat bikin film lho, ya nggak sih? Misalnya tentang perjalanan mengelilingi Indonesia kan juga bisa? hehe :D
Nah, buat ke depannya moga-moga aja film Indonesia bisa menjual kualitas dibanding keuntungan. Okelah bikin film horor tapi juga harus berkualitas, misalnya seperti d awal tahun 2000, kita ada film Jelangkung, Tusuk Jelangkung, yang tetap berkualitas gitu.. :D
Terus film yang berkualitas itu gimana sih?
tenang...ini ada info ciri film yang berkualitas..
Yang pertama, ide segar dan plot cerita yang mengalir. Film yang baru harus
berani menampilkan cerita yang berbeda, yang belum pernah ada, sehingga nantinya bisa dijadikan motivasi untuk munculnya film-film berkualitas. Ayat-ayat Cinta misalnya, setelah kemunculannya, banyak ide cerita film yang sejenis yang tentunya berkualitas, ada Ketika Cinta Bertasbih dan Perempuan Berkalung Sorban.
Yang kedua, narasi non linier. Untuk bikin film yang berkualitas memang harus berani tampil beda. Umumnya narasi yang digunakan adalah narasi linier. Kalau mau tampil beda ya bikin narasi non linier, artinya jalan cerita yang loncat-loncat, awal cerita tidak harus ditampilkan di depan, tapi juga harus didukung ide cerita dan plot yang mernarik, agar nantinya nggak jadi membingungkan untuk yang menonton.
Yang ketiga, pastinya pemilihan sutradara yang berbakat menjadi satu daya tarik penting untuk penikmat film.
Yang keempat,pemilihan aktor ataupun aktris. Ini mempunyai efek yang sangat penting. Setelah memiliki alur cerita yang menarik kita harus pandai-pandai memilih aktor atau aktris yang berbakat memerankan perannya secara all out.
Yang kelima, dialog yang komunikatif sangat mempengaruhi jalannya keseruan dalam film. Dialog yang komunikatif membuat jalan cerita ikut mengalir dan memikat penonton.
Yang keenam, kostum,lokasi,juga efek. Ketiga hal tersebut juga mempengaruhi bagus tidaknya sebuah film. Kostum yang menarik dan sesuai dengan peran serta lokasi yang mempunyai latar belakang seusai dengan jalan cerita harus memikat penonton agar tak membosankan. Efek. Ya, hal ini masih kurang sip di negera kita ini. Efek-efek dimunculkan masih sangat ketara efek kecanggihan komputer. Semoga negara kita bisa mempunyai cara yang lebih sip untuk membuat efek kecanggihan komputer itu tidak ketara dan terbungkus sempurna bersama menariknya film seperti yang disajikan film-film hollywood.

Nah, itu tuh ciri-ciri dan tips bagaimana membuat film yang tidak hanya menjual kuantitas tetapi juga kualitas dengan jalan cerita yang menarik dan tidak membosankan.
Semangat untuk para cineas Indonesia :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar