Guys...kembali kita akan berbicara soal Situs Sejarah yang ada di Ende ya?
Ingat kan di part I, Bung Karno diasingkan di sebuah rumah sederhana
milik Haji Abdullah Ambuwaru. Sekarang, kita akan membahasnya lebih
dalam rumah itu ya?
Dimulai dari letaknya. Rumah sederhana ini terletak di Jalan Perwira
(200 meter dari Hotel Dwi Putra [kyk nama temen saya,hehe :D] Ende).
Di halaman depan rumah, dipasang papan dengan tulisan "BEKAS RUMAH
PENGASINGAN BUNG KARNO". Hsstt..rumah ini dianggap sakral oleh
masyarakat sekitar. Bahkan, siapapun yang ingin masuk dalam rumah itu
harus minta izin pada beliau dengan mengucap "permisi". Katanya sih, ada
aja halangannya kalau kita nggak bilang "permisi", misalnya
kamera yang
tiba-tiba ngadat atau baterai kamera yang tiba-tiba habis saat akan
mengambil foto. Ada juga kejadian-kejadian politik yang dikaitkan dengan
rumah ini. Megawati Soekarno Putri(saat menjadi wapres) dan Akbar
Tandjung(saat menjadi ketua DPR) contohnya. Setelah berkunjung ke rumah
ini, Gus Dur kengser dan Megawati naik menjadi presiden juga Akbar yang
bebas dari jeratan hukum dan dibebaskan oleh Mahkamah Agung. Tapi
setelah menjadi presiden, Mega jarang sekali berkunjung ke rumah ini,
sekalinya NTT, Mega tidak ke Ende. Ini menyebabkan Mega tidak terpilih
pada pemilu predien.
Ya..tapi itu kepercayaan orang sekitar, kalian mau percaya atau tidak tergantung paradigma kalian masing-masing.
Terlepas dari mitos-mitos itu, kita bahas isi rumah ini yuk...
Dalam rumah ini, kita benar-benar diajak mengenang masa 75 tahun silam
saat Bung Karno dan keluarganya diasingkan di sana. Segalanya masih asli
tanpa berubah sedikit pun, kecuali atap rumah yang diganti dua kali
karena bocor. Saksinya ayah saya sendiri lho :D.
Lantai rumah ini berlapis semen.
Saat ayah saya ke sana, beliau diantar oleh Musa, cucu dari pemilik rumah yang juga menjadi juru kunci rumah ini.
Di dalam ada satu kamar tidur Bung Karno, satu kamar untuk Inggrid dan
ibunya, satu kamar khusus Bung Karno untuk sembahyang, dan satu kamar
tamu. Di belakang ada sumur tua yang airnya jernih dan dingin.
Untuk ruang makan dan dapur, di bagian depan dipasang rak kaca yang
digunakan untuk menyimpan peninggalan Bung Karno salah satunya dua
tongkat berkepala kera(*).
Di ruang tamu terdapat dua kursi rotan dan satu meja bundar. Di sini
tempat Bung Karno menerima tamunya. Kursi tersebut masih bisa dikunjungi
oleh pengunjung. Hssts...ada mitos lagi nih, katanya kalau kita berfoto
sambil duduk di kursi itu, foto nggak pernah jadi.
Di dalam kamar khusus Bung Karno sembahyang, masih terdapat bekas dua telapak tangan beliau saat sujud dalam shalatnya. Konon nih...rumah ini sempat terkena gempa dan bekas dua telapak tangan beliau ini retak...tapi keajaiban terjadi lagi di sini, esok harinya bekas dua telapak tangan tersebut kembali utuh
Subhanallah...mungkin karena Presiden pertama kita ini memang sangat religius ya :)
Semua ranjang dalam rumah ini terbuat dari besi.
(*)baca keterangan tongkat itu di "Situs Sejarah Ende bagian 3 ya :)"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar